Jakarta, aspirasidirect.com – Pasien Penderita Kangker Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUPP) Rawangun, Jakarta Timur, asal Kecamatan Kedungwaringin berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Republik Indonesia dan juga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dapat membangun rumah singgah bagi keluarga pasien yang sedang menjalani rawat inap di RSUPP.
Hal tersebut di ungkapkan Mulyadi Effendi akrab disapa Mul Coker (44) suami dari DNE pasien penderita Kanker Serviks stadium 4 yang sedang menjalani tahapan pengobatan di RSUP Persahabatan
“Selain dapat meringankan beban ekonomi kelurga pasien, keberadaan rumah singgah mampu memberikan pengaruh positif pada proses penyembuhan bagi penderita kanker, dan menghadirkan interaksi sosial antar penderita kanker. Interaksi ini akan memberikan sebuah dukungan psikologis,”kata Mulyadi Effendi, Sabtu (22/06/2024)
Mulyadi menambahkan, penangan kanker Serviks yang diderita istrinya itu membutuhkan proses yang tidak sebentar sehingga membutuhkan biaya operasional yang tinggi diantara biaya bolak balik ke RSUP Persahabatan, meskipun untuk biaya pengobatan telah di tanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bekasi melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Setelah mendapatkan rujukan penanganan kangker dari RSUD Kabupaten Bekasi, pada bulan april tahun 2024 lalu, istri saya langsung mendapatkan penanganan yang itensif dari tim dokter spesialis kanker serviks RSUP Persahabatan Jakarta dengan sistem pengobatannya rawat jalan,” jelas dia.
“Hingga saat ini telah menjalankan tahapan sinar laser (radiasi) yang ke 2 terhadap sel kangkernya, namun saat hendak di kemoterapi pada tahapan sinar laser tahap ke 3 kondisi istri kembali lemah karena hemoglobin turun sehingga harus kembali di transfusi darah yang ke 4 kali, hal tersebut terjadi akibat kelelahan bolak balik dari Rumah di Kedung Waringin Kabupaten Bekasi ke RS Persahabatan Jakarta Timur,” sambungnya.
Akhirnya, sambung Mulyadi, jadi terhambat proses penyinaran sel kanker yang sudah dijadwalkan oleh tim dokter instalasi radioterapi RSUP Persahabatan yang jumblahnya sebanyak 25 hari berturut-turut.
“Agar tidak ingin terus terulang, hemoglobin istri saya turun, dengan keterbatasan keuangan dan atas permintaan istri, saya mencoba mencari rumah singgah untuk penderita kangker di sekitaran RSUP Persahabatan namun tidak ada, yang ada hanya rumah kos-kosan dengan harga sewa dari 1,7 juta rupiah hingga 2 juta rupiah perbulannya untuk kapasitas 2 orang perkamarnya, demi mengikuti proses sinar laser yang masih 23 kali lagi meskipun hanya memilki sisa uang 2,3 juta rupiah saya menyewa kamar kos untuk singgah sebesar 2 juta rupiah itupun hanya tinggal 2 kamar stok yang ada,” ujarnya
“Dengan adanya kejadian ini demi mendukung kesembuhan para pasien yang sedang berjuang melawan kangker dari kalangan yang kurang mampu secara ekonomi seperti kami ini, saya memohon kepada pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat dan Anggota DPR RI yang terhormat agar mencarikan solusi agar dibuat rumah singgah di sekitaran RSUP Persahabatan jakarta Timur,” harapnya.(*).