Aceh, aspirasidirect.com
Di tengah jeritan warga yang berhari-hari terjebak banjir, kelaparan, dan putusnya akses bantuan, sebuah pemandangan lain tiba-tiba mengambil alih wajah Aceh: bendera Bintang Bulan berkibar di mana-mana. Dari pinggiran ruas jalan nasional seperti di Lhokseumawe, pedesaan hingga pertigaan kota, dari kedai-kedai sederhana sampai kumpulan massa di jembatan Kuta Blang yang merupakan akses jalan nasional yang terputus terkena banjir bandang beberapa waktu lalu seperti dalam rekaman video yang viral, semua menunjukkan gejala yang sama. Bahkan di puncak tower internet milik Telkomsel, merah-hitam itu berkibar tanpa ragu sejak memasuki awal Desember.
Simbol itu muncul bukan di masa perayaan meriah, melainkan di tengah situasi paling gelap: banjir besar, ribuan rumah terendam, ribuan warga kelaparan, sejumlah daerah masih terisolir, dan negara belum sepenuhnya hadir untuk menenangkan kekacauan ini.
Hari ini, 4 Desember, menjadi lebih sarat makna. Tanggal yang selama 49 tahun identik dengan Milad Gerakan Aceh Merdeka, kini kembali terasa denyutnya, bukan lewat suara politik, tapi lewat diamnya bendera yang muncul di tengah bencana, seolah jadi penanda bahwa ada sesuatu yang lebih dalam sedang bergerak di bawah permukaan.
Di antara reruntuhan dapur warga, di sela tenda pengungsian, dan di atas jembatan yang hampir putus diterjang arus, bendera itu seperti menyampaikan pesan yang tak diucapkan: bahwa di saat rakyat terpuruk, identitas kembali mencari ruangnya.
Belum jelas siapa yang menaikkan bendera-bendera itu. Yang pasti: simbol itu muncul justru ketika Aceh sedang rapuh, dan itu membuat banyak pihak mulai bertanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi di hati masyarakat?
Juru Bicara KPA Wilayah Kuta Pase, Halim Abe mengatakan masyarakat yang mengibarkan bendera di Jalan Lintas Nasional, tepatnya daerah Simpang Kandang, Lhokseumawe, merupakan bentuk antusiasme. Selain itu, warga juga ingin bendera bulan bintang sedikit lebih lama berkibar.
“Jadi tadi setelah melakukan pengibaran bendera di lapangan, masyarakat menginginkan bendera lebih lama berkibar jadi laksanakan pawai ke Simpang Kandang, dan itu tidak berlangsung lama,” kata Halim yang di lansir AJNN, Kamis, 4 Desember 2025.(r).







