Jakarta, aspirasidirect.com
Bibit Siklon 91S kembali menjadi sorotan setelah dipantau menguat di perairan Samudera Hindia. Saat ini terpantau kecepatannya naik dari 30 km/jam menjadi 35 km/jam. Pada pukul 07:00 WIB Pergerakannya dilaporkan menuju tenggara (Pulau Cocos, Teritori Australia), sedangkan pada pukul 13:00 WIB pergerakannya terpantau ke arah Barat Laut (wilayah pertama kali bibit ini muncul). Kondisi ini bisa saja membawa dampak terhadap kondisi cuaca di daerah Pesisir Barat Sumatra dan sekitarnya. Meskipun belum mencapai status siklon tropis, penguatan sistem ini sudah cukup untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi wilayah rawan gelombang tinggi dan angin kencang.
Sementara itu, Invest 93W yang diberi nama “Wilma” saat ditetapkan sebagai depresi tropis oleh PAGASA, ternyata siang ini kondisinya mengejutkan. Meski sebelumnya sempat dipantau aktif, per 7 Desember 2025 sistem ini dilaporkan melemah dan pada hari ini 8 Desember 2025 sisstem ini menghilang dari catatan sebagai bibit siklon yang berpotensi berkembang lebih lanjut.
Pergeseran Bibit Siklon 91S ke arah tenggara dan melemahnya 93W (Wilma) menciptakan dinamika atmosfer yang cukup kompleks di sekitar kepulauan Indonesia. Di satu sisi, 91S yang terus menguat berpotensi memicu cuaca ekstrem di wilayah Indonesia bagian Selatan dan Barat. Di sisi lain, hilangnya sistem 93W di wilayah Utara Indonesia, khususnya sekitar Laut Cina Selatan, menimbulkan ketidakpastian pola cuaca karena melemahnya sistem sirkulasi yang sebelumnya berperan dalam membentuk daerah konveksi dan pola angin di kawasan tersebut. Kombinasi kedua fenomena ini berpotensi memengaruhi distribusi hujan, jalur angin permukaan, hingga pembentukan awan di sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Bagi masyarakat di daerah pesisir Barat Sumatra dan Selatan Jawa disarankan untuk tetap waspada. Potensi gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan lebat bisa muncul sewaktu-waktu jika 91S terus berkembang atau memicu konvergensi udara.
Dalam kondisi cuaca tidak menentu, dengan hujan ekstrem yang sering turun tiba-tiba, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengimbau masyarakat agar lebih sigap. Warga diminta menghindari beraktivitas di ruang terbuka saat hujan petir, serta menjauhi pohon besar dan bangunan rapuh.(red).








