Bekasi,aspirasidirect.com – Bencana rob kembali menghantam pesisir Muaragembong, Kabupaten Bekasi, dan menyisakan kepedihan mendalam bagi para petani tambak bandeng. Puluhan ton ikan yang hampir memasuki masa panen hilang tersapu air rob, sementara ratusan hektare tambak tenggelam. Kondisi ini membuat para petani menyerukan agar pemerintah pusat turun langsung melihat kondisi korban dan memberikan bantuan cepat.
Petani di Kampung Bungin dan wilayah pesisir lain mengaku tidak berdaya menghadapi siklus rob yang kini semakin sering terjadi. Rustana (41), petani dan pemilik tambak di Kampung Bungin, mengatakan bahwa dirinya pasrah setelah ribuan bibit bandeng yang sudah dirawat berbulan-bulan hilang dalam semalam.
“Saya punya lima hektare tambak. Semua habis disapu rob. Ikan bandeng yang sebentar lagi panen, sirna. Ada 10 ribu bibit yang kami tebar, modal awal saja sudah lebih dari Rp5 juta. Sekarang lebih dari satu ton ikan bandeng gagal panen. Kerugian sekitar Rp20 sampai Rp25 juta,” kata Rustana, Rabu (10/12/2025).
Ia menambahkan, satu-satunya harapan saat ini hanyalah memperbaiki tanggul-tanggul jebol agar tambak tidak kembali terendam. Namun biaya perbaikan mencapai puluhan juta, sementara para petani baru saja mengalami kerugian besar.
Keluhan serupa datang dari Hajah Sarkiah, petani tambak dari Kampung Belubuk, Desa Pantai Bahagia. Puluhan hektare tambaknya juga tenggelam.
“Saya pasrah, Bang. Ikan kita hanyut semua. Padahal sebentar lagi mau panen untuk tahun baru. Harga bandeng sekarang lumayan, Rp20 ribu per kilo isi 5–6 ekor. Kerugian bisa sampai Rp20 sampai 40 juta,” ungkap Sarkiah.
Saat ini para petani tambak bekerja keras memperbaiki tanggul darurat dengan bambu atau rusuk. Namun biaya rehabilitasi sangat besar, sementara mereka tidak memiliki modal lagi setelah gagal panen.
Para petani tambak bandeng dan udang di pesisir Muaragembong kini berada pada titik krisis. Selain kehilangan hasil panen, mereka juga harus merogoh kocek besar untuk membangun ulang tanggul dan membeli bibit baru.
Masyarakat Muaragembong berharap pemerintah daerah, pemerintah pusat, hingga Kementerian Pertanian dan Perikanan bisa melihat langsung kondisi yang mereka hadapi. Para petani menegaskan bahwa tahun ini mereka harus “banting setir” karena kehilangan seluruh sumber penghasilan.
“Kami benar-benar butuh bantuan pemerintah. Bibit ikan, perbaikan tanggul, apa saja yang bisa bantu kami bangkit. Tahun ini kami gagal panen total,” ungkap Rustana.
Rob yang terus menerjang tanpa solusi jangka panjang dapat mengancam keberlanjutan sektor perikanan tradisional di Muaragembong, wilayah yang dikenal sebagai sentra tambak bandeng di Bekasi.
Para petani kini hanya bisa berharap negara hadir di tengah kondisi darurat yang mereka alami.(sg).







