Bekasi,aspirasidirect.com – Batik memiliki sejarah panjang yang berawal sejak masa Kerajaan Majapahit di abad ke-13. Kala itu, batik hanya digunakan kalangan bangsawan sebagai simbol status sosial. Seiring perkembangan, batik menyebar ke masyarakat luas dan melahirkan berbagai corak khas, khususnya di Solo dan Yogyakarta. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, dan pemerintah kemudian menjadikan tanggal tersebut sebagai Hari Batik Nasional.
Namun, perayaan Hari Batik Nasional tahun ini belum tampak merata. Di kawasan industri Kabupaten Bekasi, sebagian besar pekerja pabrik tidak terlihat mengenakan batik saat beraktivitas. Suasana kerja berjalan seperti hari-hari biasa, berbeda dengan instansi pemerintahan atau perkantoran yang umumnya serentak mengenakan batik.
Ketua Umum Komunitas Sosial Media (Kosmi) Indonesia, Sofyan, menilai hal ini menunjukkan masih perlunya dorongan lebih luas agar semangat Hari Batik Nasional dirasakan semua kalangan, termasuk pekerja industri.
“Batik adalah identitas bangsa, bukan hanya milik pejabat atau pegawai kantor. Pekerja industri juga seharusnya ikut bangga mengenakan batik di Hari Batik Nasional, agar budaya kita tetap hidup dan dirayakan bersama,” ujar Sofyan.
Menurutnya, perlu ada kebijakan maupun ajakan resmi dari perusahaan dan pemerintah daerah untuk menjadikan Hari Batik Nasional sebagai momentum kolektif, sehingga batik benar-benar hadir sebagai simbol persatuan bangsa.(s).









